Tanah
yang tak bertumbuhan, tanah hanya tanah, tanah tidak dapat diresapi, dan air
hanya lewat. Banjir terjadi karena tanah tidak bisa menyerap air hujan. Jika
ditarik sebab, salah satunya adalah hutan yang tidak berfungsi atau bahkan
diniatkan untuk dialih fungsikan oleh beberapa kepentingan manusia modern. Jika
benar, maka secara tidak langsung manusia membunuh manusia secara perlahan.
Tidak dapat diganjar hukuman pembunuhan karena tidak berniat dan tidak
berharap, namun terjadi demikian.
Banjir
Bandang Garut, Jawa Barat, Selasa (20/09/2016)
lalu bisa salah satu contoh. Banjir bandang berarti tidak hanya air, lumpur dan
material lain juga terangkut menerjang pemukiman penduduk. Hujan lebat dan
debit air yang besar tidak dapat ditahan sementara waktu oleh bagian hilir.
Sehingga air terkumpul banyak dan menerjang apa saja yang dilewati. Setelah
ditelusur dari beberapa sumber, hutan di bagian hilir sudah banyak yang rusak.
Dari 59.000-an hektar hutan, 10% nya masuk kategori kritis dan sangat kritis.
Jumlah tersebut yang terdata. Hal yang sebenarnya belum tentu tercantum dalam
data.
Banjir Bandang Garut
Photo: Rony Ariyanto Nugroho
Beberapa pihak dimintai pertanggungjawaban dan
diharap segera solusinya. Kenapa hanya mengobati saat ini?apakah tidak
terpikirkan untuk mencegah?Indonesia ini negara tropis lho. Curah hujan termasuk tinggi. Setiap wilayah nusantara sebagian
besar terkena hujan. Setiap sungai pasti dialiri air hujan. Dan setiap hutan
pasti akan menjadi palang pintu utama untuk pemadam banjir. Ke mana kalian
selama ini?
Terkadang uang dapat menjadi sebab manusia
berpikir jangka pendek. Pemilik uang dan usaha menebus pemilik rumah untuk
mengembangkan usahanya. Dan membayar untuk menggeser sedikit wilayah hutan.
Sedikit demi sedikit dan akhirnya luas. Perkembangan pesat dan pohon
bertumbangan. Setelah tidak menyadari pentingnya daerah resapan air maka
selesai sudah. Baru tersadar setelah terjadi: menanam pohon, normalisasi
sungai, pemindahan rumah bantaran sungai, penggusuran, proyek besar-besaran,
dan kebijakan lain.
Kondisi Sungai Buruk
Foto : Donny Iqbal
Perlu diketahui bahwa penanaman pohon untuk membantu pencegahan banjir tidak dapat tumbuh sehari, dua hari, sebulan,
dua bulan. Namun bertahun-tahun. Proses. Pemikiran jangka panjang. Sehingga
perlu ada kebijakan jangka panjang pula. Perizinan juga tegas. Jika “tidak”, ya
“tidak”. Jangan “iya” saja, lalu berdampak.
Meskipun demikian semua bencana alam bisa jadi
teguran Tuhan. Momen yang mengingatkan kita untuk ingat kepada pemberi alam,
pemberi kesejahteraan, pemberi kesuburan, pemberi rezeki. Bukan manusia yang
mampu memberi uang. Yang memiliki lahan dijaga lahan. Jika pohon ditebang
langsung ditanami pengganti yang sesuai. Warga sekitar hutan, sadar untuk
menjaga dan merawat hutan. Warga kota, jangan mentang-mentang tidak berurusan dengan alam dan menyepelekan. Sampah
sekecil apapun buang ke tempatnya. Kalian ingin lingkungan bersih namun tidak
tahu penerapan kebersihan. Kalian yang memiliki uang, jangan sampai terlena,
uang adalah alat pembayaran, bukan tujuan utama hidup.
Sumber: