Sep 18, 2016

Si Energi Butuh Jalan Alternatif: Memanfaatkan Cahaya Matahari

Matahari terbit
Kita tahu bahwa matahari akan bersinar setiap hari, pada siang hari, terkecuali Tuhan berkehendak lain. Sinar matahari akan berusaha memancarkan cahaya hingga sampai ke dasar tanah meskipun banyak benda yang menghalangi. Semua makhluk hidup di bumi pada dasarnya juga membutuhkan sinar matahari. Berbagai kebutuhan sehari-hari dilancarkan prosesnya karena sinar matahari. Tak ada matahari, jemuran mamah tidak akan kering (dengan mesin pun tidak pasti kering sempurna).

Kegunaan sinar matahari lainnya adalah sebagai sumber energi alternatif. Bagaimana bisa? Apakah dapat dijadikan bahan bakar? Apakah mampu mengurangi emisi bahan bakar fosil? Apakah memanfaatkan cahaya matahari dapat disebut energi alternatif?

Telah bayak pembahasan mengenai bagaimana cahaya matahari dimanfaatkan. Iya, telah banyak dibahas. Namun kurang diupayakan aktualisasinya. Mungkin karena beberapa faktor-SDM. Padahal setiap hari matahari menawarkan cahayanya secara cuma-cuma, tanpa syarat, tanpa kontrak, tanpa perlu diberi “uang jajan” untuk mau bekerja pada manusia.

Matahari yang merupakan pusat tata surya yang dijadikan patokan bumi memiliki suhu pada inti matahari mencapai 40 juta 0C dan suhu pada permukaannya mencapai 6 ribu 0C. Wow! Namun hanya sebagian kecil yang sampai di bumi, meskipun sudah cukup membakar kulit ketika sedang terik-teriknya. Cahaya yang masuk bumi dengan luas 1 meter persegi pada musim panas yang cerah mampu mendekati 1 kW. Bagaimana kalau seluas papan tenis meja?seluas lapangan basket?seluas lapangan bola?seluas luasnya?berapa ratus-ribu-juta Kwa yang bisa didapat?

Para ilmuwan percaya bahwa cahaya matahari mampu menjadi teknologi yang dapat diperbaharui dan berjangka panjang. Seperti telah disinggung sebelumnya matahari memancarkan cahayanya setiap hari dan menyeluruh di seluruh penjuru bumi. Tidak seperti angin, gelombang, dan uap yang dapat ditemukan pada tempat tertentu. Dan meskipun tertutup awan, cahaya matahari masih bisa dimanfaatkan. Selain itu juga pengolahan cahaya matahari dapat menggunakan alat dengan skala kecil rumah tangga, sehingga mengurangi ketergantungan pada penyedia energi pemerintah, misalnya.

Salah satu pemanfaatan cahaya matahari yaitu dengan mengubahnya menjadi energi listrik. Dibagi menjadi dua, yakni pasif dan aktif. Penjelasan mudah bahwa sistem pasif yaitu mengubah cahaya matahari dengan mengumpulkan dan menyimpan pada rumah-rumah atau kantor-kantor. Sedangkan aktif, yaitu selain mengumpulkan dan menyimpan juga menghimpun dan mengelola cahaya matahari untuk diubah menjadi energi yang lebih tinggi.
Pembangkit listrik tenaga surya di Spanyol
Di negara maju, proses pemanfaatan cahaya matahari yaitu dengan membangun ratusan cermin untuk mengarahkan cahaya ke penerima pusat – umumnya pada sebuah menara – dan menaikkan suhu mencapai 600 0C. Terdapat minyak sintesis untuk mendinginkan penerima dan membawa energi matahari yang terkumpul untuk digunakan untuk membangkitkan uap. Uap tersebut yang digunakan untuk menggerakkan turbin yang terhubung dengan generator pembangkit listrik.

Contoh lain pemanfaatan cahaya matahari yakni berguna untuk memanaskan air di rumah-rumah, hotel, kantor, dan kolam renang. Dengan memasang wadah kotak berisi air yang langsung dihadapkan pada cahaya matahari.

Rumah dengan panel surya
Yang mahal bukan cahaya matahari, namun biaya peralatan dan pemasangan. Gratis menjadi berbayar. Itulah usaha dan upaya manusia. Selalu bersyukur dan memanfaatkan apa yang telah diberikan oleh alam sebijak mungkin. Seekor kambing akan berhenti makan meskipun berada di Adang rumput karena dia tahu kapasitas dirinya. Tidak akan mengambil lebih dari yang dia mau atau membawa pulang untuk disimpan di kemudian hari. Hasilnya? Sumber daya akan kekal dan tidak akan ada habisnya. Manusia?


Sumber : 
Walisie, Marek.  2002. Energi Alternatif.  Jakarta: Penerbit Erlangga

Gambar: 
http://www.wowkeren.com/berita/tampil/00009226.html
http://www.zoelradio.com/search/label/PEMBANGKIT%20LISTRIK%20TENAGA%20SURYA

0 komentar:

Post a Comment