Sep 26, 2016

Hutan Tua Menimbulkan Banjir yang Menelan Korban

Tanah yang tak bertumbuhan, tanah hanya tanah, tanah tidak dapat diresapi, dan air hanya lewat. Banjir terjadi karena tanah tidak bisa menyerap air hujan. Jika ditarik sebab, salah satunya adalah hutan yang tidak berfungsi atau bahkan diniatkan untuk dialih fungsikan oleh beberapa kepentingan manusia modern. Jika benar, maka secara tidak langsung manusia membunuh manusia secara perlahan. Tidak dapat diganjar hukuman pembunuhan karena tidak berniat dan tidak berharap, namun terjadi demikian.

Banjir Bandang Garut, Jawa Barat, Selasa (20/09/2016) lalu bisa salah satu contoh. Banjir bandang berarti tidak hanya air, lumpur dan material lain juga terangkut menerjang pemukiman penduduk. Hujan lebat dan debit air yang besar tidak dapat ditahan sementara waktu oleh bagian hilir. Sehingga air terkumpul banyak dan menerjang apa saja yang dilewati. Setelah ditelusur dari beberapa sumber, hutan di bagian hilir sudah banyak yang rusak. Dari 59.000-an hektar hutan, 10% nya masuk kategori kritis dan sangat kritis. Jumlah tersebut yang terdata. Hal yang sebenarnya belum tentu tercantum dalam data.
 Banjir Bandang Garut
Photo: Rony Ariyanto Nugroho
Beberapa pihak dimintai pertanggungjawaban dan diharap segera solusinya. Kenapa hanya mengobati saat ini?apakah tidak terpikirkan untuk mencegah?Indonesia ini negara tropis lho. Curah hujan termasuk tinggi. Setiap wilayah nusantara sebagian besar terkena hujan. Setiap sungai pasti dialiri air hujan. Dan setiap hutan pasti akan menjadi palang pintu utama untuk pemadam banjir. Ke mana kalian selama ini?

Terkadang uang dapat menjadi sebab manusia berpikir jangka pendek. Pemilik uang dan usaha menebus pemilik rumah untuk mengembangkan usahanya. Dan membayar untuk menggeser sedikit wilayah hutan. Sedikit demi sedikit dan akhirnya luas. Perkembangan pesat dan pohon bertumbangan. Setelah tidak menyadari pentingnya daerah resapan air maka selesai sudah. Baru tersadar setelah terjadi: menanam pohon, normalisasi sungai, pemindahan rumah bantaran sungai, penggusuran, proyek besar-besaran, dan kebijakan lain.
Kondisi Sungai Buruk
Foto : Donny Iqbal
Perlu diketahui bahwa penanaman pohon untuk membantu pencegahan banjir tidak dapat tumbuh sehari, dua hari, sebulan, dua bulan. Namun bertahun-tahun. Proses. Pemikiran jangka panjang. Sehingga perlu ada kebijakan jangka panjang pula. Perizinan juga tegas. Jika “tidak”, ya “tidak”. Jangan “iya” saja, lalu berdampak.

Meskipun demikian semua bencana alam bisa jadi teguran Tuhan. Momen yang mengingatkan kita untuk ingat kepada pemberi alam, pemberi kesejahteraan, pemberi kesuburan, pemberi rezeki. Bukan manusia yang mampu memberi uang. Yang memiliki lahan dijaga lahan. Jika pohon ditebang langsung ditanami pengganti yang sesuai. Warga sekitar hutan, sadar untuk menjaga dan merawat hutan. Warga kota, jangan mentang-mentang tidak berurusan dengan alam dan menyepelekan. Sampah sekecil apapun buang ke tempatnya. Kalian ingin lingkungan bersih namun tidak tahu penerapan kebersihan. Kalian yang memiliki uang, jangan sampai terlena, uang adalah alat pembayaran, bukan tujuan utama hidup.

Sumber:


0 komentar:

Post a Comment