Disusun oleh:
Arief Delta Riswanto (13040112130092)
S1 ILMU PERPUSTAKAAN
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2013
LATAR BELAKANG
Bibliografi merupakan
daftar bahan pustaka yang ada di perpustakaan. Bibliografi berasal dari bahasa
Yunani yaitu “biblion” yang artinya buku dan “graphein” yang artinya menulis. Maka
bibliografi berarti kegiatan teknis membuat deskripsi untuk suatu cantuman
tertulis atau pustaka yang telah diterbitkan, yang tersusun secara sistematik
berupa daftar menurut aturan yang dikehendaki. Sehingga bibliografi merupakan
daftar bahan pustaka secara lengkap dan tidak terdapat pendapat dari penulis.
Tujuan bibliografi adalah membantu pemakai dalam menentukan lokasi koleksi
sebuah bahan pustaka atau mengenali bahan pustaka yang diminatinya.
Era teknologi informasi membuat bibliografi tidak hanya
dalam bentuk tercetak, namun juga dapat diakses melalui komputer atau secara
Online. Berbagai macam sistem komputer berbasis Online access digunakan untuk
menampilkan bibliografi dalam bentuk non-cetak. Perlu ada kesesuaian antara
konsep bibliografi yang memiliki berbagai macam gaya dengan akses baru
menggunakan komputer. Sehingga dunia perpustakaan dapat mengikuti perkembangan
teknologi informasi namun tetap mematuhi pedoman dalam pembuatan bibliografi
koleksi perpustakaan. Terutama dunia perpustakaan di Indonesia perlu adanya
tujuan yang jelas pengembangan perpustakaan di era teknologi informasi.
PERMASALAHAN
1. Bagaimana penerapan berbagai gaya bibliografi pada era
teknologi informasi (komputerisasi)?
2. Bagaimana penerapan gaya bibliografi pada OPAC?
3. Bagaimana keefektifan penerapan berbagai gaya bibliografi
pada era teknologi informasi?
4. Mengapa perlu adanya tujuan yang jelas pada pengembangan
perpustakaan di Indonesia pada era teknologi informasi?
URAIAN
Beribu macam cara
penulisan bibliografi terdapat di dunia ini. Situs Zotero menampilkan hingga
6.691 bibliography styles yang ada di
dunia ini. Secara umum dari data tersebut hampir semua berasal dari suatu
instansi atau lembaga bahkan universitas yang tersebar di seluruh dunia. Setiap
universitas terkenal mengeluarkan gaya penulisannya sendiri dengan format yang
telah mereka tentukan. Sebagai contoh Havard
style dari universitas Havard di America atau Oxford style dari Universitas Oxford di Inggris. Berbagai macam
gaya bibliografi dapat digunakan sebagai deskripsi informasi bahan pustaka.
Era teknologi
informasi menekankan pada penggunaan teknologi dalam mencari, mengolah, serta
menyebarluaskan informasi. Teknologi yang paling umum digunakan adalah komputer
atau komputerisasi. Walaupun nantinya akan berkembang dengan berbagai macam
pengembangan, termasuk akses lewat jaringan maupun internet. Penulisan gaya bibliografi
menggunakan umumnya masih mengikuti format gaya bibliografi yang diinginkan.
Sebagai contoh seorang pustakawan ingin menginginkan menggunakan gaya
bibliografi Modern Language Accociation (MLA), maka penulisan deskripsi
bibliografi koleksi di perpustakaan tersebut mengikuti format MLA. Pada
pengerjaan dengan komputer juga ditulis sesuai dengan format gaya bibliografi
yang akan diikuti. Sehingga yang dimaksud komputerisasi masih sebatas
penggunaan komputer dalam pembuatan gaya bibliografi secara manual.
Open Public Access
Catalog (OPAC) merupakan salah satu media penulisan deskripsi bibliografi. Di
Indonesia, penulisan gaya bibliografi di OPAC jarang ditampilkan. Sebagian
besar menampilkan deskripsi bibliografi dalam bentuk daftar. Namun terdapat OPAC
yang menampilkan deskripsi bibliografi dengan gaya bibliografi tertentu.
Sebagai contoh OPAC yang terdapat di UPT UNDIP yang menampilkan katalog dalam
bentuk digital. Sehingga tidak menghilangkan format katalog konvensional namun
tetap menggunakan teknologi yang sedang berkembang. Deskripsi bibliografi pada
OPAC sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan pengguna dengan tetap
mempertimbangkan kelengkapan informasi bahan pustaka. Nantinya dikembangkan
lagi dengan menyesuaikan penggunaan gaya bibliografi yang terdapat pada OPAC
pada perpustakaan yang bertaraf internasional.
Sesuai pembahasan di
atas, setiap perpustakaan pada umumnya hanya menggunakan salah satu gaya
bibliografi yang ada di dunia. Setiap lembaga atau instansi maupun universitas
yang dapat membuat format gaya bibliografi jelas akan menggunakan gaya
bibliografinya sendiri. Namun bagi perpustakaan lain yang akan menggunakan gaya
bibliografi yang telah ada, terkadang akan merasa bingung gaya bibliografi mana
yang akan digunakan. Ribuan jenis dan memiliki kemiripan membuat orang harus
memilih gaya bibliografi yang akan digunakan. Sebagai perpustakaan di negara
berkembang, barang tentu hanya bisa menggunakan gaya bibliografi yang telah
ada. Namun tetap ada panduan gaya bibliografi mana yang akan digunakan secara
umum. Sehingga terjadi keseragaman dalam pembuatan deskripsi bibliografi.
Walaupun nantinya tetap dipelajari berbagai macam gaya bibliografi yang
terdapat di dunia.
Era teknologi
informasi semakin membuat pengolahan informasi semakin mudah dan cepat. Selain
itu juga informasi semakin mudah didapat dengan berbagai macam tampilan.
Termasuk penerapan berbagai macam gaya bibliografi pada era teknologi
informasi. Informasi yang ditampilkan dari deskripsi bibliografi diusahakan
mudah diterima oleh pengguna sasaran informasi. Gaya yang digunakan diambil
berdasarkan kemudahan dalam penerimaan informasi dan paling umum digunakan.
Sehingga tidak perlu susah untuk dipelajari dan dipahami. Informasi yang
disampaikan akan lebih efektif sampai pada pengguna.
Jika melihat perkembangan perpustakaan di Indonesia
terlihat belum adanya kesatuan. Banyak perpustakaan maju dan dapat
dikategorikan bertaraf internasional yang berada di berbagai tempat di
Indonesia. Namun masih lebih banyak perpustakaan yang membutuhkan bantuan baik
sumber bahan pustaka maupun sumber daya manusia. Tujuan pengembangan
perpustakaan terkesan bercabang. Pertama berusaha untuk menyamai kemajuan
teknologi dan sistem di perpustakaan luar negeri. Kedua berusaha memperbaiki
perpustakaan yang masih tertinggal. Pentingnya dicanangkannya tujuan yang jelas
dalam pengembangan perpustakaan di Indonesia diharapkan terjadi keseragaman
baik dalam sistem maupun arah pengembangan tiap-tiap perpustakaan. Sehingga
perpustakaan salah satu pendukung perkembangan bangsa di era teknologi
informasi
PENUTUP
Deskripsi bibliografi
merupakan cantuman tertulis atau pustaka yang telah diterbitkan, yang tersusun
secara sistematik berupa daftar menurut aturan yang dikehendaki. Setiap
pustakawan di suatu perpustakaan dapat menentukan gaya bibliografi mana yang
akan dipakai. Terlebih teknologi informasi yang semakin maju akan mempermudah
dalam pembuatan dan penggunaan berbagai gaya bibliografi. Namun tetap
mempertimbangkan sasaran pengguna serta sistem dan aturan yang berlaku. Sehingga
fungsi bibliografi tetap ada.
Penerapan berbagai macam gaya bibliografi di era
globalisasi tidak mengalami berbagai kendala. Jika disesuaikan dengan kebutuhan
pengguna, serta tidak hanya terpaku pada satu sumber tertentu. Dunia
perpustakaan lebih banyak menyesuaikan kebutuhan informasi pengguna.
Perpustakaan ada untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna
SUMBER BACAAN
Sulistyo-Basuki. 1991. PENGANTAR ILMU PERPUSTAKAAN. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
0 komentar:
Post a Comment